(Foto: Wikipedia)
Penulis: Aysha Salsabila
Editor: Andri Budiman
kantorberita.co.id - Ka'bah adalah sebuah bangunan di tengah-tengah masjid paling suci dalam agama Islam. Yaitu Masjidil Haram, di Mekkah, Arab Saudi.
Tempat ini adalah tempat yang paling disucikan dalam agama Islam dan Ka'bah dianggap "Rumah Allah" dan mirip selayaknya Bait Suci dalam keyakinan Yudaisme.
Muslim dari seluruh dunia menghadap Ka'bah sebagai titik ketika melaksanakan salat. Adapun perintah salat menghadap ke Ka'bah dikenal dengan nama kiblat.
Adapun bangunan Ka'bah pada masa hidup Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terdiri atas dua pintu. Letak kedua pintunya berada di permukaan tanah. Letak pintunya tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi.
Pada saat Muhammad berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada Ka'bah akibat bencana banjir. Pada saat itu terjadi kekurangan biaya, maka bangunan Ka'bah dibuat hanya satu pintu.
Adapula bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan Ka'bah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Ka'bah.
Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya, karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang dimuliakan oleh bangsa Arab saat itu.
Nabi Muhammad pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Ka'bah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaimana tertulis dalam sebuah hadits perkataannya:
"Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Ka'bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Ka'bah", sebagaimana fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad, yaitu di atas fondasi Nabi Ibrahim.
Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka'bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam.
Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka'bah berdasarkan bangunan pada masa Nabi Muhammad dan bukan berdasarkan fondasi Nabi Ibrahim.
Ka'bah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan karena umur bangunan.
Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali Ka'bah sesuai fondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad.
Namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik, karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah dia.
Sehingga bangunan Ka'bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.
Komentar
Posting Komentar