Rela Kepanasan dan Uang Pas-pasan, Kisah Perjuangan Warga Dapatkan Pertalite

(Foto: Yudi Effriadi/kantorberita.co.id)


Penulis: Yudi Effriadi
Editor: Donni Andriawan S.

KOTA BOGOR, kantorberita.co.id - Kesulitan warga di tengah himpitan ekonomi terus semakin menjadi. Kenaikan harga sejumlah bahan pokok, tingginya harga minyk goreng hingga sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak  (BBM) Pertalite semakin melengkapi potret suram masyarakat kelas bawah.

Fenomena itu semakin jelas terlihat tatkala memasuki bulan suci Ramadhan awal April lalu yang diprediksi masih akan terus berlangsung setidaknya hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri awal Mei mendatang.

Sama halnya dengan perjuangan warga untuk mendapatkan minyak goreng murah, belakangan ini pun terlihat sama kerasnya perjuangan mereka untuk mendapatkan BBM bersubsidi produksi Pertamina itu.

Seolah tak mengenal waktu, antrean panjang kendaraan kini menjadi pemandangan biasa di banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tak terkecuali di wilayah Kota Bogor.

Pengendara roda dua, mobil pribadI hingga angkutan umum terpaksa harus sabar mengantre untuk mendapatkan BBM bersubsidi itu. Bahkan, tidak jarang pula mereka harus gigit jari lantaran setelah mengantre lama namun tak kebagian lantaran kehabisan. Sehingga akhirnya terpaksa membeli Pertamax yang notabene harganya jauh lebih mahal, yaitu Rp 12.500 per liternya.

Sejumlah pengendara yang ditemui tengah mengantre Pertalite mengungkapkan keluhan yang sama. Mereka menyatakan perjuangan dan pengorbanannya hanya untuk mendapatkan beberapa liter BBM bersubsidi itu untuk kendaraannya.

Subandi misalnya. Setidaknya dibutuhkan waktu hingga sekitar 20 menit untuk mengisi tangki motornya yang berkapasitas tiga liter. Harga yang jauh lebih murah menjadi alasannya lebih memilih Pertalite dibanding Pertamax.

"Alhamdulillah, nggak kurang dari 20 menit ini antrenya. Ya, lumayan selisihnya daripada harus isi Pertamax. Mau bagaimana lagi, sabar saja antre kayak yang lain," ucap kurir sebuah perusahaan jasa logistik di Bogor, Minggu (10/4/2022).

Hal senada juga disampaikan Trisno. Driver ojek online ini pun harus berpanas-panasan untuk mendapatkan Pertalite. Karena, di beberapa SPBU sebelumnya tidak ada stok Pertalite.

"Ini sampai buka resleting jaket, badan keringetan karena kepanasan. Mau gimana lagi, uang saya pas-pasan. Kalau maksain isi Pertamax otomatis pendapatan jadi berkurang," ungkapnya.

Komentar