Malam Nuzulul Quran, Sejarah dan Keistimewaannya

(Foto: Pop Bela)


Penulis: Aysha Salsabila
Editor: Andri Budiman


KOTA BOGOR, kantorberita.co.id - Malam Nuzulul Quran merupakan peristiwa bersejarah dalam Islam yang jatuh pada bulan Ramadhan.

Para ulama sepakat bahwa malam Nuzulul Quran merupakan malam turunnya Al Quran secara berangsur-angsur pada bulan Ramadhan, yakni pada malam ke-17.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), malam Nuzulul Quran merupakan peristiwa awal turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur.

Rasulullah SAW menerima wahyu pertamanya ketika sedang berkhalawat di Goa Hira, Jabal Nur yang berlokasi 6 kilometer dari Mekkah.

Saat itu, surat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada malam 17 Ramadhan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Surat Al-Alaq ayat 1-5 menjadi wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW di usia 40-41 tahun.

Setelah menurunkan surat Al-Alaq ayat 1-5, Allah SWT kembali menurunkan wahyu tiga tahun setelahnya melalui Surat An Nashr.

Secara bertahap, Al Quran diturunkan selama 23 tahun yang dibagi menjadi 2 periode. Yakni periode Makiyah di Mekkah dan periode Madaniyah di Madinah. Selama 9 tahun, Al Quran diturunkan di Kota Mekkah. Sementara di Kota Madinah, Al Quran diturunkan selama 10 tahun.

Sementara itu, para ulama sepakat bahwa amalan utama di malam Nuzulul Quran adalah membaca Al Quran. Dengan memperbanyak baca Al Quran, semakin banyak pula pahala dan kemuliaan yang diperoleh.

Rasulullah SAW bersabda, bahwa membaca Al Quran adalah sebaik-baiknya ibadah bagi umatnya (HR Baihaqi).

Sementara itu, hadis tentang keutamaan membaca Al Quran yang terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas'ud sebagai berikut:

"Abdullah ibn Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda: 'Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf'," (HR. At-Tirmidzi).

Amalan berikutnya melakukan Itikaf, yaitu berdiam diri di masjid sesuai ketentuan. Beritikaf seraya membaca Al Quran, berdzikir, berdoa, dan melaksanakan shalat malam seperti shalat tahajud, shalat hajat, dan sebagainya.

Perintah dzikir ini sebagaimana disampaikan melalui salah satu Surat Al Araf ayat 205 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya."

Sementara keutamaan salat malam pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Saat itu, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam." (HR Muslim).

Komentar