Termasuk Bogor, Kemenkes Imbau Fasilitas Kesehatan Tidak Berikan Resep Obat Cair

(Foto:DW)


Penulis: Aysha Salsabila
Editor: Andri Budiman

PenaHitam.co.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada seluruh tenaga fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk Bogor untuk tidak memberikan resep obat cair atau obat sirup kepada pasien.

Hal tersebut terkait dengan banyak ditemukannya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun (balita).

Juru bicara Kemenkes Syahril mengatakan, pihaknya sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas layanan kesehatan tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirup untuk sementara waktu.

Kemenkes juga, imbuhnya, meminta seluruh apotek di Indonesia termasuk Bogor untuk sementara tidak menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk cair sirup kepada masyarakat.

“Sebagai alternatif, dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal) atau lainnya,” ujar Syahril dalam siaran pers resmi belum lama ini.

Peningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak ini berbeda dengan yang sebelumnya, dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.

Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gagal ginjal akut pada anak.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI.

Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan vaksin Covid-19 maupun infeksi Covid-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” jelas Syahril.

Dengan merebaknya kasus gagal ginjal akut ini, Kemenkes mengingatkan kepada para orangtua yang memiliki anak balita untuk meningkatkan kewaspadaannya apabila menemukan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Sebagai informasi, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 yang tersebar di 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak. Di mana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM Jakarta mencapai 65 persen.

Komentar